Penyebab bipolar disorder hingga saat ini belum dapat dipastikan. Belum ada yang memastikan apa sebenarnya penyebab bipolar disorder. Sebagian mengatakan bahwa penyebab bipolar disorder adalah gen. Artinya ada faktor turunan.
Mereka yang memiliki anggota keluarga bipolar disorder cenderung lebih banyak mengidap gangguan bipolar. Menurut data, bipolar ini diturunkan kepada generasi ketiga.
Sebagian lain menyatakan penyebab bipolar disorder adalah faktor lingkungan. Tetapi apa sebenarnya yang menjadi faktor penyebabnya? Meskipun faktor-faktor di bawah ini belum bisa dipastikan secara empiris, namun agaknya bisa menjadi referensi.
Penyebab Bipolar Disorder No#1: Goncangan Emosi
Beberapa penderita bipolar disorder mengalami goncangan emosi di masa kanak-kanak. Goncangan emosi ini tidak berada pada level yang tidak lazim bagi anak-anak.
Beberapa cerita dari penyandang bipolar disorder mengungkapkan mereka dapat menangis karena gejolak perasaannya. Bisa karena rasa sedih ataupun rasa kesal.
Misalnya karena rasa kasih yang mendalam kepada orang tuanya, timbul keinginan untuk membahagiakan. Sebenarnya tidak ada masalah dengan keinginan tersebut. Namun para penderita bipolar sangat tenggelam dalam perasaan tersebut.
Pada akhirnya keinginan tersebut melahirkan rasa sedih tak terkira. Hingga terjadi goncangan emosi di luar batas kewajaran. Goncangan tersebut tersimpan dalam benak hingga puluhan tahun kemudian.
Penyebab Bipolar Disorder No #2: Pengalaman Traumatik
Ada beberapa pengidap bipolar yang mengalami masa-masa traumatik di masa kecil. Kenangan-kenangan traumatik tersebut menjadi semacam mimpi buruk.
Misalnya traumatik dalam keluarga. Pada beberapa cerita mereka mempunyai seorang ayah yang sangat keras dan ibu yang penyabar. Dua sifat yang kontras ini tanpa disadari menimbulkan "dendam" dan "cinta" dalam waktu bersamaan.
Pengalaman masa kecil di keluarga yang demikian selain menimbulkan goncangan emosi, juga menjadikannya traumatik. Penyandang bipolar disorder yang mempunyai pengalaman traumatik juga rentan terhadap gangguan lainnya, seperti borderline personality disorder.
Daya pikir dan daya analisis ini merupakan impak lain dari salah ciri bipolar yang memiliki aliran pemikiran cepat dan daya imajinasi yang sangat tinggi. Bahkan mereka bisa mengalisa perasaan mereka sendiri.
Cara mendidik yang salah dapat menyebabkan seorang anak dalam tekanan stress. Mereka kehilangan "telaga" kedamaian dalam hatinya. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi perkembangan psikisnya.
Perpisahan orang tua juga bisa dikatakan sebagai poor parenting. Karena si anak mendapat limpahan dampak buruk secara emosional dari hal tersebut.
Misalnya traumatik dalam keluarga. Pada beberapa cerita mereka mempunyai seorang ayah yang sangat keras dan ibu yang penyabar. Dua sifat yang kontras ini tanpa disadari menimbulkan "dendam" dan "cinta" dalam waktu bersamaan.
Pengalaman masa kecil di keluarga yang demikian selain menimbulkan goncangan emosi, juga menjadikannya traumatik. Penyandang bipolar disorder yang mempunyai pengalaman traumatik juga rentan terhadap gangguan lainnya, seperti borderline personality disorder.
No #3: Kecerdasan
Muncul pandangan bahwa tingkat kecerdasan seseorang juga berpengaruh terhadap munculnya bipolar disorder. Semakin pandai daya analisis seseorang, semakin besar pula kecenderungan mengalami bipolar disorder.Daya pikir dan daya analisis ini merupakan impak lain dari salah ciri bipolar yang memiliki aliran pemikiran cepat dan daya imajinasi yang sangat tinggi. Bahkan mereka bisa mengalisa perasaan mereka sendiri.
N0 #4: Poor Parenting
Hal lain yang dapat memicu kecenderungan bipolar disorder adalah poor parenting. Inti dari poor parenting adalah kurang memadainya curahan kasih sayang dari orang tua dan stress yang diakibatkan oleh hal tersebut.Cara mendidik yang salah dapat menyebabkan seorang anak dalam tekanan stress. Mereka kehilangan "telaga" kedamaian dalam hatinya. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi perkembangan psikisnya.
Perpisahan orang tua juga bisa dikatakan sebagai poor parenting. Karena si anak mendapat limpahan dampak buruk secara emosional dari hal tersebut.