Apa itu Bipolar Disorder?

Secara etimologi, bipolar berarti "dua kutub." Di sadari atau tidak, kita menjalani hidup di antara dua kutub yang saling bertolak belakang. Terkadang rajin, terkadang malas. Pada waktu merasa sedih, di waktu yang lain merasakan kebahagiaan.

Dengan kata lain kita mengalami mood swing; perubahan mood dari waktu ke waktu. Tidak mungkin kita merasa bahagia sepanjang waktu tanpa jeda. Atau setidaknya kebahagiaan kita bertingkat-tingkat: amat sangat bahagia, sangat bahagia, atau bahagia. Tidak mungkin berada pada derajat yang sama sepanjang waktu.

Perubahan mood tersebut tidak menganggu sepanjang masih berada di ambang normal. Namun jika mood swing bergerak dengan sangat ektrim, hal tersebut tentunya dapat mengganggu.

Baca juga: Ciri-Ciri Bipolar

Apa Itu Bipolar Disorder? 


Bipolar disorder merupakan gangguan psikis akibat adanya perubahan mood (swing mood) yang ekstrim. Suasana hati penderita bipolar berayun-ayun dengan berubah dengan sangat drastis. Selain ekstrim, perubahan suasana hati ini juga saling bertolak-belakang. 

Biasanya kutub perubahan tersebut disebut dengan mania, hipomania, dan depresi. Seseorang disebut mania (dalam istilah bipolar disorder) manakala suasana hatinya dipenuhi rasa bahagia berlebihan.

Mania, Hipomania, Depresi

Mengenal Bipolar Disorder Lebih Detil
Episode mania ini memang dipenuhi dengan ekspresi kegembiraan; sangat percaya diri, stamina kuat, pikiran sangat positif, energi yang besar, mengalir berbagai ide, menonjol dalam pergaulan, senang berbicara, semangat meledak-ledak, berani mengambil berbagai resiko... Pada episode yang disebut mania ini penderita tidak dapat mengendalikan perasaannya tersebut.

Setelah masa mania ada pula yang disebut dengan hipomania. Dalam masa hipomania, penderita bipolar mengalami hal yang sama sebagaimana mania. Hanya saja dalam level yang lebih rendah, sehingga masih bisa dikendalikan.

Setelah masa-masa mania, penderita bipolar jatuh ke masa-masa depresi. Pada masa ini pikiran dan perasaannya bertolak belakang dengan masa mania. Kegembiraan yang sebelumnya dirasakan berubah menjadi kesedihan mendalam.

Pada masa/episode depresi, penderita seringkali berpikir tentang bunuh diri, merasa putus asa, kesepian, tidak ada seorangpun yang memahami dirinya, lemah, dan merasa tidak berdaya.

Ia cenderung menarik diri dari pergaulan, menjadi lebih pendiam, dan mungkin terlihat malas. Pada masa ini penderita bipolar disorder mengalami tekanan pikiran maupun perasaan. Pikirannya buntu. Dan melihat kehidupan ini dari sisi kelam.

Orang yang hidup dengan bipolar disorder ibarat menaiki puncak tertinggi (di masa mania) lalu jatuh ke jurang yang paling dalam (di masa depresi). Sedangkan orang-orang normal mungkin hanya diibaratkan berjalan kaki, tersandung lalu bangkit lagi.

Oleh karena itu, apabila ada anggota keluarga yang menyandang bipolar disorder perlu dipahami agar dapat membantu kehidupannya menjadi lebih baik. Karena "luka seorang bipolar tidak terletak di fisik -- seperti diabetes, hipertensi, stroke -- namun berada di pikiran dan perasaan, perlu kesabaran untuk dapat mengendalikan gangguan ini.