Tertangkapnya Sujamal: Cerita Jodha Akbar 210

www.microtrendy.blogspot.com --- Kisah tertangkapnya Sujamal adalah kelanjutan dari kisah terbongkarnya Sujamal pada episode sebelumnya. Diceritakan bahwa Maham Anga dan Rukaya berkonspirasi untuk menjatuhkan Jodha dan Sujamal. 

Sujamal Tertangkap
Jalal akhirnya tahu bahwa Dilawar Khan adalah orang yang sama yang ditemui Jodha di malam itu. Jalal marah besar. Kemarahannya bertambah ketika ia mengetahui bahwa Dilawar berada di kamar Jodha. 

Kemudian ia mengejar Dilawar. Sujamal yang tak lain adalah Dilawar terdesak. Ia pergi ke bagian dapur. Dan berikut ini kelanjutannya...


Tertangkapnya Sujamal: Cerita Jodha Akbar 210


Sujamal sedapat-dapatnya berusaha agar tidak tertangkap. Hingga sampailah ia di dapur istana. Ia melihat sebuah cawan besar. Dan kemudian ia menyelinap serta bersembunyi di sana. Sayangnya ada prajurit yang melihat itu.

Jalal datang dan mengetahui bahwa Sujamal bersembunyi di bejana (cawan) besar itu. Bersama prajurit, ia mendekati cawan itu seraya berkata, "Aku tahu kau ada di dalam. Keluar!" Jalal mengancam.

"Masih ada waktu untuk keluar sebelum aku perintahkan prajurit menyirammu dengan air panas!" seru Jalal dengan lantang.

Jalal semakin tidak sabar. Ia kembali berteriak keras, "Aku bilang keluar! Kau bersembunyi di  bejana. Sebaiknya kau keluar sendiri!"

Sujamal tidak juga keluar. Kesabaran Jalal sudah di ambang batasnya. Kemudian ia menyuruh salah satu prajurit menyiramkan air panas. Namun ternyata yang di dalam bejana bukanlah Dilawar Khan, melainkan pengawal istana. Jalal murka dengan perbuatan Dilawar tersebut.

Ia memerintahkan pengawal untuk mencari Dilawar dan menangkapnya. Sedangkan ia sendiri kembali ke kamar Jodha.

Sujamal Kembali Ke Kamar Jodha, Sujamal Tertangkap

Sujamal sudah berada di kamar Jodha. Ia sekali lagi ingin memastikan bahwa Jodha tidak memberitahukan Jalal apapun tentang dirinya.

Jika ia memberitahukannya, sudah pasti Jalal berpikir bahwa Jodha telah menolongnya memasuki istana Mughal. Kata Jamal, "Aku ingin bertemu denganmu untuk yang terakhir kalinya sebelum pergi. Aku mohon maaf karena tidak dapat menemukan pengkhianat itu."

Jalal sudah semakin dekat. Ia ingin meluapkan kemarahannya kepada Jodha.

Jodha sangat khawatir dengan keselamatan Sujamal. Ia memintanya untuk pergi. Sujamal meminta Jodha bersumpah. Lalu terakhir ia mengucapkan, "Aku mengucapkan selamat tinggal, Jodha. Semoga kita bisa bertemu lagi."

Degup jantung Jodha semakin kencang. Ia kembali meminta Sujamal untuk pergi, "Pergilah..."

Sujamal-pun berbalik untuk pergi. Di saat itulah ia melihat Jalal berdiri di pintu keluar. Dengan sangat marah, Jalal berkata, "Sebelum menggantunmu, aku biarkan kau melihat Jodha untuk terakhir  kalinya." Jalal sangat murka. Ia sudah dikuasai rasa marah di sekujur tubuhnya.

"Aku tahu," kata Jalal, "sebelum pergi kau pasti menemui Jodha...!"

Meskipun wanita kuat, Jodha sangat bingung melihat situasi ini. Ia hanya bisa memohon kepada Jalal agar tidak menghukum Dilawar.

"Tidak, Yang Mulia. Jangan kau hukum dia. Dia tidak bersalah atas semua ini." pinta Jodha.

Jalal Mengungkapkan Kemarahannya Kepada Jodha

Jalal tidak mendengarkan Jodha. Ia memerintahkan Atgah Khan menyeret Dilawar Khan (Sujamal) ke penjara. Maka tinggalah Jalal bersama Jodha.

Inilah batas kesabaran Jalal. Ia merasa sudah mengetahui apa yang sebenarnya disembunyikan Jodha. Rasa kesal yang telah ditahannya berhari-hari akan tidak lama lagi pecah.

"Aku ingin berbicaramu dari dulu. Aku bertanya, tetapi kau terus berbohong kepadaku." Kata Jalal. Ia terus saja berbicara, "Aku tahu kau menemui lelaki itu di kuil." Kali ini Jodha terkejut dengan perkataan Jalal.

Ia baru mengerti kenapa sikap Jalal berubah akhir-akhir ini. Rupanya Jalal cemburu atau tidak suka dengan tindakannya yang bertemu dengan Sujamal di kuil. Dan Jalal hingga saat ini belum juga tahu bahwa lelaki yang ditemuinya adalah Sujamal.

Jalal melanjutkan perkataannya dan mengeluarkan semua kekesalannya. "Aku sangat percaya engkau tidak pernah melakukan kesalahan. Tetapi engkau selalu menutupi kebohonganmu. Apakah engkau tidak bisa mempercayaiku, Jodha."

Jodha tidak dapat berkata apa-apa mendengar penuturan Jalal. Sebenarnya sudah jauh-jauh hari ia ingin mengatakannya. Namun ia memegang janji kepada Sujamal agar tidak mengatakan rahasia tersebut kepada Jalal.

Seandainya Jodha mengatakannya, belum tentu Jalal mempercayainya: bagaimana Sujamal yang jelas-jelas memberontak kepada Mughal akan menyelamatkan hidup Jalal sendiri? Oleh karenanya Sujamal meminta Jodha tetap merahasiakannya.

Melihat Jodha yang hanya terdiam, kemarahan Jalal kembali mendidih.

"Mengapa kau diam saja!" bentakannya mengejutkan Jodha.
"Maaf Yang Mulia. Aku sama sekali tidak bisa mengatakannya" jawab Jodha.
"Aku juga sama sekali tidak berdayanya denganmu Jodha karena perasaanku padamu." Kata Jalal masih keras. "Aku tidak mengerti mengapa aku selalu memberi kesempatan lebih. Dan hari ini adalah kesempatan terakhirmu. Aku mohon beritahukan kepadaku apa yang sebenarnya. Siapa lelaki itu!?"

Jalal Semakin Marah

Diamnya Jodha semakin membuat Jalal marah. Ia tidak mengerti kenapa Jodha tidak takut terhadap kemarahannya. "Jawab aku, Jodha! Selama ini aku menghormati Bangsa Rajput karena integritas, harga diri, dan kesetiaan mereka."

Kemudian Jalal mulai merendahkan Dilawar, "Tapi Rajput macam apa dia? Dia memasuki istana memakai pakaian pegawai istana. Dia tidak menghormati wanita. Mengapa dia melakukan itu semua! Apa yang membuatnya berani melakukan itu!?"

Saking marahnya, Jalal menarik, menjambak rambut Jodha. Jodha menangis tidak berdaya. Ia tidak bisa mengatakan kepada Jalal apa yang sebenarnya. "Jawab aku Jodha!"

"Mengapa kau menyuruhnya datang ke sini? Kenapa Jodha!? Apakah kau mencintainya? Mengapa kau tidak bisa menjawabku, tetapi bisa memasukan lelaki lain ke kamarmu. Mengapa kau tidak patuh terhadap suamimu? Jawab Jodha!" Jalal membentak dan mendorong Jodha.

Jodha terjatuh. Jalal langsung mendekatinya. Mendekatkan wajahnya ke wajah Jodha. Dengan wajah pilu dan derai air mata Jodha berkata, "Aku tidak bisa menjawabmu."

Mendengar perkataan Jodha, Jalal kembali kesal. "Kenapa Jodha? Apakah kau malu? Kau tidak malu berselingkuh dengan lelaki lain, tetapi kenapa kau malu mengakuinya Jodha?"

Lanjut Jalal lagi, "Apa raja Bharmal tahu apayang telah putri nya lakukan? Berapa lama hal ini terjadi? Apakah itu di mulai sebelum pernikahan mu? Atau jauh sebelum itu?

"Apakah ini alasan mu tidak pernah membiarkan ku menuntut hak ku? Kau tidak pernah membiarkan ku intim dekat denganmu, kau tidak pernah membiarkanku  mencintai mu, ataupun punya hubungan dengan mu." Jalal menebak motivasi Jodha mengapa selama ini tidak mau bersikap layaknya seorang istri.

"Tapi aku punya hak untuk mengetahui jawabannya. Beritahu aku, saat kau menikah dengan ku,  apakah kau memikirkan tentang dia? Beritahu aku, apakah kau memaksaku menjauh karena kau mencintai pria lain.?”

Jodha menangis sepanjang mendengar perkataan Jalal. Ia menyadari bahwa ia memang bersalah tidak berterus terang. Namun semua itu ia lakukan untuk menyelamatkan kehidupan Jalal.

"Jawab aku, ratu jodha! selama ini aku berrfikir kau minum racun dan melawan kematian demi kebaikan ku, tapi sekarang aku tahu bahwa kau ingin hidup untuk pria itu. itu membuatku marah, itu membuatku bingung,”

Jalal kesal dengan dirinya sendiri. Mengapa Jodha tidak juga menjawab pertanyaanya. Mengapa Jodha tidak takut padahal kemarahannya sudah berada di puncak.

Jalal kembali bertanya “ Bagaimana kau bisa melakukan ini?  Aku tidak percaya kau bisa melakukan ini. mengapa kau mencintainya? Kau telah menghancurkan hatiku. Kau hanya tahu cara menyakiti orang lain, kau wanita yg tidak punya perasaan”

Jodha tdak berdaya menghadapi semua cercaan dan tuduhan Jalal. Hatinya sangat sedih.

Jalal Mengungkapkan Perasaannya

Dan seperti dikatakan orang, kemarahan bagaikan api yang membakar. Namun ketika seseorang marah, kata-katanya mengungkapkan perasaan yang sebenarnya.

“Kau tahu bahwa racun Benazir bisa membunuhku dalam sekejap, tapi kau mau aku menderita setiap saat, setelah kau mengkhianati kepercayaanku." Kata Jalal.

"Bodoh sekali diriku ini. Aku memberikan hatiku di hadapan mu, tapi aku bahkan tidak sadar bahwa kau ingin menghancurkan hatiku.

"Aku sangat naïf karena mengira kau jg memiliki perasaan untukku.  Aku tidak pernah berlutut di hadapan siapa pun, itu karena aku adalah Jalalludin Muhammad”

"Selama ini aku bangga kau adalah seorang Rajput, dan kau suci, kau tidak pernah bersama pria lain. tapi aku salah, kau membiarkan pria itu masuk ke ruangan mu, saat suami tinggal nya hanya beberapa langkah jauhnya”

Jalal terlihat sangat kecew. Ia tertawa getir “Apa aku harus bersujud di depan mu?” ia membentangkan tangan nya “ Aku mempunyai banyak istri, aku adalah raja kerajaan Mughal, orang-orang menghormatiku  dan sujud padaku. Namun aku sujud padamu, aku menghormatimu, dan kau mengkhianati kepercayaanku."

Hati Jalal dipenuhi kesedihan. Perasaanya bercampur aduk antara kecewa, cinta, harapan, kesal, marah, dan entah apa lagi. 

Jodha masih terdiam. Jalal tidak menyerah. Ia meminta Jodha menjawab pertanyaanya. Namun Jodha masih tetap dalam pendiriannya. Ia tidak menjawab.

Jalal hampir putus asa. Ia marah namun tidak berdaya bagaimana lagi mengungkapkan kemarahannya. Di antara kemarahan dan kesedihannya, ia memukul tembok dengan keras. Hingga tangannya terluka.


"Jawab pertanyaan ku, demi Dewa Khrisna,  demi orang tua mu, demi orang-orang yang kau hormati, dan demi semua orang yangg kau cintai. Beritahu aku, apakah kau tahu siapa pria itu”

Jodha bangkit. Namun Jalal kembali mendorongnya hingga Jodha terjatuh. 

“ Jawab saja pertanyaanku.  Apakah kau mengenal pria itu? Jawab ya atau tidak!?"

***



Demikian kisah tertangkapnya Sujamal.

Selanjutnya: Jalal Menyatakan Cinta

Note: Kami memiliki video dengan terjemahan bahasa Indonesia. Apakah Anda menginginkannya tampil di sini ataukah hanya sinopsisnya saja. Silakan beri komentar Anda, bisa berkomentar dengan facebook, google plus, ataupun blogger.

Contoh Video: Episode 300

Dengan berakhirnya kisah tertangkapnya sujamal, maka kita akan mengetahui bagaimana terungkapnya rahasia Sujamal di episode berikutnya.