Cerita Jodha Akbar 224: Jalal Menuju Kuil Jodha

www.microtrendy.blogspot.com -- Sinopsis di bawah ini merupakan kelanjutan cerita Jalal berdoa di sungai Yamuna. Begitu dengan Jodha, ia berdoa di tempat yang sama. 

Cerita Jodha AkbarJalal hampir saja melihat Jodha ketika Jodha berjalan melewati dirinya. Tetapi rupanya takdir belum mempertemukan kedua insan tersebut. Jalal mengeringkan rambutnya dengan kain. Maka berlalulah Jodha tanpa diketahui oleh dirinya. 

Ia hanya menatap punggung Jodha yang berjalan semakin jauh. Tetapi ia tidak menyadari bahwa itulah Jodha, ratu hatinya yang telah membuatnya menemukan arti kata cinta. 

 

Cerita Jodha Akbar 224

Tindakan Misterius Maham Anga

Kelakuan Maham Anga yang sering keluar istana dan menuju ke hutan semakin kentara dari hari kehari. Tidak ada yang tahu apa yang dilakukannya. Ia selalu keluar sembunyi-sembunyi. Namun kemarin Javeda memergokinya. 

Kini ia semakin berhati-hati agar tidak ada seorangpun yang mengetahuinya. Ia segera menuju tempat misterius itu. Belum ada yang dapat diketahui apa yang dilakukannya. 

Ia hanya bertanya kepada penjaga gua misterius itu, "Apakah dia sudah makan?”

"Belum, dia bahkan tidak mau minum," jawab penjaga gua itu.
"Kau harus makan dan minum." Kata Maham Anga dengan suara keras. "Jika kau tak mau kami akan memaksamu. Hingga aku menyelesaikan, hingga aku mendapatkan tujuanku, aku tidak akan membiarkanmu mati. Aku bisa lakukan apapun demi mencapai tujuanku. Surat itu…”

Seorang perempuan dengan kondisi menyedihkan meringkuk di sana. Maham Anga mendekatinya, ” Aku akan mendapatkan surat itu dengan cara apapun, aku akan mendapatkannya.  Kau harus membuka mulutmu meski kau tak mau. Kau harus melakukannya karena kau tak punya pilihan. Bukankah begitu?” Kata Maham Anga dengan nada liciknya.

Kemudian Maham pergi seraya memberi perintah agar penjaga selalu mengawasi orang tersebut. 


Jalal Terus Mencari Jodha

Ini adalah hukumanku. Aku hanya bisa mencari dan merindukannya seumur hidupku. Dia selalu peduli padaku dan memahamiku, tapi aku lakukan kesalahan besar. Aku dihukum karena melakukan itu. Dimana kau ratu Jodha? Aku tahu aku tak pantas dimaafkan, namun maafkanlah aku. Kembalilah padaku, ratu Jodha. Kumohon, jangan menghukumku.

Jalal selalu merasa sedih setiap kali bertanya mengenai Jodha tidak ada orang yang dapat memberikan petunjuk tentangnya. Ia selalu memberi ciri bahwa wanita itu membawa patung Khrisna, cantik, dan baik hati. 
Namun itu adalah kota dimana orang-orang berziarah ke tempat itu untuk berdoa. Banyak orang yang datang dan pergi. Sehingga sangat sulit untuk mengenali seseorang, apalagi orang baru. Begitulah para pendeta menerangkan keadaan kota yang sesungguhnya. 

Kemudian para pendeta itu menyarankan agar mencarinya di penginapan wanita atau mencarinya di tempat pemujaan dan pertapaan. 

 

Keadaan Istana Agra

Kini cerita kembali ke istana Agra. Istana itu telah ditinggalkan oleh Raja dan Ratu hatinya. Tinggalah Hamida dalam kesedihan. Ia sangat sayang kepada Jodha, oleh karenanya ia selalu memikirkan Jodha. 

Terbayang kembali bagaimana Jodha berjanji kepadanya, dan Jodha benar-benar membuktikannya.

"Aku janji, apapun halangannya, aku akan selalu menjaga kehormatan karajaan Mughal. Aku akan menjadi seperti yang ibu harapkan." Itulah suara Jodha yang kembali terngiang di telinga Hamida. 

Hamida tahu bahwa Jodha adalah satu-satunya ratu yang dapat menjadikan seorang Jalal menjadi raja besar. "Anakku Jodha, dimana kau? Semenjak kau pergi, diriku tak bisa tenang. Aku tahu Jalal menyakitimu, tapi mengapa kau menghukumku? Aku sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri. Tapi kau bahkan tidak memikirkan diriku. Mengapa kau lakukan itu?"

Ia memikirkan Jodha sebagai seorang wanita, seorang ibu, sebagai teman. Perasaan sebagai sesama wanita membuatnya bersedih. 


Laporan Kasus Korupsi

Ketika dalam kesedihan, datanglah Atgah Khan. Ia membawa berita buruk kepada Hamida. Atgah mengatakan ada penggelapan pajak di kerajaan Mughal. 

Hanya saja Atgah Khan tidak dapat membicarakan hal ini kepada siapapun. Kecuali pada Hamida saja. Dan kasus korupsi tersebut sangat kritis karena tersangkanya adalah Adam Khan, anak dari perdana menteri. 

Hamida menyerahkan segalanya kepada Atgah Khan, " Jalal sangat mempercayaimu. Lakukan apa yang kau anggap benar. Aku yakin, Jalal akan mendukung keputusanmu." Begitu saran Hamidah kepada Atgah.

***

Sementara itu, perjalanan Jalal sudah sampai pada ke kuil tempat Jodha berdoa.